Minggu, 19 September 2010

Perjalanan di Sulawesi Tenggara

Sulawesi, kayak apa sih di sana? Demikian pikir dalam hati yang tidak pernah keluar dari pulau Jawa dan Sumatera ini. Tentu saja ini menjadi perjalanan yang sangat menyenangkan bagi saya sendiri. Setelah siap melakukan penelitian dari kantor saya berangkat dengan menggunakan maskapai penerbangan swasta.

Sangat menggelikan sungguh sangat menggelikan sesampai di Bandara Wolter Monginsidi, ternyata semua bagasi tidak terbawa dengan alasan waktu itu dan kami semua celingukan sana dan sini mendapati kasus yang unik ini. Terpaksa kami menghadap kantor yang akan diriset dengan baju seadanya, tetapi apakah pantas hanya pakai baju batik lengan pendek dengan celana blue jeans dan sendal jepit. Akhirnya tim saya sepakat membeli pakaian di salah satu gerai ternama dan terkenal dengan harga miringnya. Tapi apa 'aduh mak' berbeda 180 derajat, ternyata harga pakaian di sana spektakuler bahkan teman saya ada yang belanja sampai 1 jutaan. Bayangkan ikat pinggang kelas kaki lima di sana berharga 350 ribu? ajaib bukan?

Sesampai di sana saya sungguh kaget karena hotel tempat saya menginap ternyata sering padam listrik dan di sana masih 'maaf' kurang infrastruktur. Kemudian kami berkunjung ke bekas MTQ, sangat disayangkan begitu tidak terawat. Padahal dari tekstur bangunan konon megah dan menghabiskan dana Milyaran rupiah....tempat sholat di sana kotor dan hanya diisi orang pacaran dan yang mencuci motor, sangat menyedihkan.

Tapi bukan itu saja lihat foto di samping, saking pelitnya saya sendal aja sampai pakai sendal hotel...."Ehh gun itu sendal hotel yaa...", begitu teriakan mbak Susan dari komen di Face Book yang jadi obrolan mahasiswa saya di kampus. Ternyata yang korup bukan Pemerintah Daerah, tetapi sang penulis juga korup, mosok sendal untuk bilik kamar hotel dipake untuk melancong...bener-bener zolim nih orang...Tapi yaah gimana yaa saya waktu itu tidak nemuin hipermarket (Alaah pembelaan tuhhh...udah ngaku aja korup)....Iya deh saya korup...Ampun yaa Rabb...!

Tapi satu sebenarnya yang membuat saya iri adalah ketika masuk kampus Haluoleo yang sangat luas dan nyaman yang dikelilingi dengan lab alam untuk fakultas pertanian. Konon kampus ini bahkan mau menyiapkan tempat khusus bagi pembuatan Polsek dan Asrama anggota di lahannya dengan imbal balik pengamanan kampus yang kondusif...Mmhh begitu perhatian kampus ini akan Polmas...patut diacungkan jempol.

Sultra-sultra katanya dahulu di sana hanya ada 1 traffic light dan di sana jangan macam-macam sama wanita Tolaki, karena kepala bisa empuk dan kalo menjamah bisa dihukum membayar denda sampai puluhan juta...."Ahh masa...Iya pak dahulu ada anggota memegang *maaf payudara wanita ini sampai diproses membayar 40 juta, tetapi ditawar-tawar akhirnya mau turun 10 juta...itulah adat sini...,"kata teman di sana. Wahh kalau begitu ogah aah saya jadi takut salah pegang...kalo salah bisa-bisa 5 bulan gaji melayang nih...Mendingan pake sarung tangan tinju aja deh di sana...hehehe...hidup Kendari tenun ikatnya okelohh..apalagi kacang Medenya....(prepared by prisgunanto)

2 komentar: